Ahli Keamanan Sebut FaceApp Bisa Jadi Ancaman Bagi Data Privasi

Ahli Keamanan Sebut FaceApp Bisa Jadi Ancaman Bagi Data Privasi

recode.ID – Viralnya sebuah tantangan bernama AgeChallenge yang kini ramai di media sosial, ternyata membawa persoalan baru bagi keamanan data privasi pengguna.

Dalam AgeChallenge ini, pengguna akan mengunggah foto mereka yang sudah berusia yang lebih tua dari usia sebenarnya.

Ramainya AgeChallenge ini tak lepas dari peranan aplikasi yang menjadi media untuk melakukan proses edit foto agar nampak lebih tua bernama FaceApp.

Sejatinya, aplikasi edit wajah jadi tua ini bukanlah aplikasi baru. Bahkan tren mengedit wajah jadi lebih tua ini sudah booming sejak 2 tahun yang lalu.

FaceApp sendiri merupakanaplikasi yang dibuat dan dikembangkan oleh Wireless Lab, yakni sebuah perusahaan rintisan atau startup dari Rusia.

Mulai dirilis pada 15 Januari 2017 di market resmi aplikasi android Google Playstore facedan Apple Store untuk pengguna iOS, aplikasi ini langsung populer dan mendapat banyak unduhan.

Menggunakan teknologi AI atau kecerdasan buatan, Aplikasi ini bisa memprediksikan dan menggambarkan bagaimana bentuk wajah anda di masa tua nanti.

FaceApp Mengancam Keamanan Data Pengguna ?

Kendati demikian, belakangan muncul kekhawatiran jika aplikasi ini dapat mengancam keamanan privasi yang menggunakan aplikasi ini di perangkat mereka.

Pasalnya, ketika anda mengunduh dan menginstall FaceApp, maka aplikasi ini meminta akses ke seluruh foto, informasi lokasi, penggunaan data dan histori browsing di perangkat anda.

Rob La Gesse, yang merupakan mantan Wakil Direktur dari RackSpace, menuliskan kekhawatirannya terkait aplikasi FaceApp di laman Facebooknya pada Rabu (17/7/2019).

“Untuk membuat aplikasi ini bekerja, anda harus memberikan izin akses ke seluruh fotomu dan juga akses ke Siri dan Search. Kenapa? Menurutku, (hal itu) bukan untuk sesuatu yang baik,” jelas Rob La Gesse.

“Dan lagi, aplikasi ini dapat bekerja di background, sehingga meskipun kamu tidak menggunakan aplikasinya, aplikasi itu menggunakanmu,” jelas Rob lebih lanjut.

Selain permasalahan hak akses, hal lain yang juga turut di cemaskan adalah di mana data akan disimpan.

Menurut keterangan yang terlampir dalam kebijakan privasinya, disebutkan bahwa informasi dan data akan diproses di Amerika Serikat, atau di negara lain di mana FaceApp menjalankan ini bisnisnya.

Menanggapi adanya kekhawatiran yang demikian, Yaroslav Goncharov, CEO Wireless Lab selaku pengembang aplikasi FaceApp inipun akhirnya angkat bicara.

Melansir dari laman TechCrunch, Yaroslav mengetakan bahwa pihaknya tidak akan menyebarkan foto, informasi, dan data pengguna ke pihak ketiga.

“FaceApp melakukan pengeditannya di cloud server, kita hanya mengunggah foto yang dipilih oleh pengguna. Kita tidak mengirim foto lain dalam galeri ponsel ke server, foto akan kami hapus dalam server dalam waktu 48 jam setelah diunggah.” jelas Yaroslav seperti dikutip dari TechCrunch.

Terkait lokasi penyimpanan data, meski bermarkas di Rusia, Yaroslav yang dulu juga pernah bekerja pada Microsoft ini meyakinkan bahwa tidak ada informasi yang bocor ke Pemerintah Rusia.

“Kami tidak menjual atau membagiakan data yang kami dapat ke pihak ketiga.” jelas Yaroslav.

Dia pun menyarankan jika pengguna ingin datanya dihapus, mereka dapat mengrimkan permintaan penghapusan ke pihak FaceApp.

Dengan cara klik Setting, lalu mereport-nya dengan klaim bug menggunakan subjek pesan berupa kata ”privacy”, maka selanjutnya pihak FaceApp akan segera melakukan penghapusan data dari perangkat yang meminta.

(andra/rcd)

 

Pos terkait