Apa Itu FOMO, Bahasa Gaul yang Tenar di Media Sosial

Apa Itu FOMO, Bahasa Gaul yang Tenar di Media Sosial
Apa Itu FOMO, Bahasa Gaul yang Tenar di Media Sosial

recode.ID – Sebagai pengguna media sosial yang aktif, tentu kamu pernah mendengar istilah yang satu ini, FOMO yang merupakan bahasa gaul yang kerap muncul pada saat menjelajah konten yang ada dibeberapa platform media sosial.

Istilah ini sering digunakan dan disematkan kepada orang yang selalu merasa kurang update pada suatu kejadian atau aktivitas tertentu.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang apa itu FOMO, yang merupakan bahasa gaul dimedsos, silahkan simak penjelasan detailnya pada artikel yang sudah redaksi siapkan dibawah ini.

Karena pada artikel berikut ini akan redaksi ulas secara lebih detail mengenai apa itu FOMO dan memberikan informasi lain yang berkaitan dengan istilah yang satu ini, dengan bahasa yang mudah dipahami.

Apa Itu FOMO, Bahasa Gaul yang Tenar di Media Sosial

Berapa Pengguna Aktif Medsos di Indonesia Saat Ini?

Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, fenomena FOMO telah menjadi hal yang umum di kalangan pengguna smartphone dan media sosial.

FOMO (Fear of Missing Out) sendiri adalah perasaan cemas atau ketakutan yang muncul saat kita merasa bahwa kita sedang melewatkan pengalaman atau momen penting yang sedang terjadi di sekitar kita.

Sehingga dapat dikatakan bahwa FOMO ini rasa khatair yang timbul ketika kita merasa tertinggal dari suatu peristiwa atau pengalaman yang sedang berlangsung.

Hal ini sering kali dipicu oleh paparan terus-menerus terhadap informasi dan gambar di media sosial, di mana kita melihat orang lain berbagi momen-momen menyenangkan atau keberhasilan mereka.

Sehingga seseorang akan merasa tertekan untuk ikut serta atau tidak ingin melewatkan apa pun yang sedang terjadi.

Dampak dari FOMO dapat bervariasi dari individu ke individu. Beberapa orang mungkin merasa tidak berdaya, stres, atau tidak berharga karena mereka merasa tidak mampu mengikuti semua yang orang lain lakukan.

FOMO juga dapat mengganggu kesehatan mental, mengganggu tidur, dan meningkatkan tingkat kecemasan. Dalam beberapa kasus, FOMO dapat memicu perilaku impulsif seperti penggunaan berlebihan media sosial atau pembelian yang tidak perlu.

Untuk mengatasi FOMO, langkah pertama yang penting adalah menyadari bahwa apa yang kita lihat di media sosial hanyalah gambaran selektif dari kehidupan orang lain.

Orang cenderung memperlihatkan momen-momen yang bahagia dan sukses, sementara menyembunyikan kegagalan atau tantangan yang mereka hadapi.

Penting untuk diingat bahwa gambaran yang kita lihat tidak selalu mencerminkan realitas yang sebenarnya.

Selain itu, mengatur penggunaan media sosial juga dapat membantu mengurangi FOMO. Menghabiskan waktu yang terlalu lama di platform media sosial dapat memperkuat perasaan FOMO.

Batasi waktu yang dihabiskan di media sosial dan pertimbangkan untuk menghapus atau menyembunyikan konten atau akun yang memicu perasaan tidak nyaman.

Membangun rasa kepuasan dan apresiasi terhadap apa yang kita miliki juga penting dalam mengatasi FOMO.

Fokuslah pada pencapaian pribadi, kebahagiaan, dan hubungan yang berarti dalam kehidupan kita sendiri. Lakukan aktivitas yang sesuai dengan minat dan nilai-nilai pribadi tanpa memperhatikan apa yang dilakukan orang lain.

Selain strategi tersebut, mengembangkan kegiatan tanpa menggunakan teknologi dapat membantu mengalihkan perhatian dari media sosial.

Menghabiskan waktu di alam bebas, melakukan kegiatan fisik, atau menghabiskan waktu berkualitas dengan orang-orang yang kita cintai.

Hal-Hal yang Berkaitan dengan FOMO yang Perlu diketahui

Selain informasi yang sudah redaksi berikan diatas mengenai apa itu FOMO, ada beberapa hal lain yang perlu diketahui terkait istilah yang satu ini.

1. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Chicago, FOMO dikaitkan dengan tingkat kepuasan hidup yang lebih rendah.

Orang yang sering mengalami FOMO cenderung merasa kurang puas dengan hidup mereka sendiri karena terlalu fokus pada apa yang mereka lewatkan.

2. Fenomena FOMO tidak hanya mempengaruhi individu secara psikologis, tetapi juga dapat memiliki dampak sosial.

Orang yang terobsesi dengan FOMO cenderung sering membandingkan diri mereka dengan orang lain dan merasa kurang bernilai jika mereka merasa tertinggal.

3. Media sosial juga dapat menjadi faktor pemicu FOMO.

Ketika kita melihat teman-teman atau orang lain yang kita ikuti berbagi momen-momen bahagia atau kesuksesan mereka, kita seringkali merasa tekanan untuk menunjukkan bahwa kita juga memiliki kehidupan yang serupa.

4. Salah satu cara untuk mengatasi FOMO adalah dengan mengadopsi praktik mindfulness.

Dengan menjadi lebih sadar akan perasaan dan pikiran yang muncul saat merasa tertekan oleh FOMO, kita dapat belajar untuk menerima dan mengatasi perasaan tersebut dengan lebih baik.

5. Mengembangkan kegiatan yang meningkatkan kualitas hidup kita dan membuat kita merasa terhubung dengan diri sendiri juga dapat membantu mengurangi FOMO.

Ini bisa meliputi meditasi, yoga, journalling, atau kegiatan kreatif lainnya.

6. Penting untuk menciptakan batasan yang sehat dalam penggunaan media sosial.

Memiliki waktu di mana kita mematikan pemberitahuan atau menghindari penggunaan media sosial sepenuhnya dapat membantu kita mengalihkan fokus dari perasaan FOMO.

7. Membangun jaringan dukungan sosial yang kuat juga dapat membantu mengatasi FOMO.

Berbagi pengalaman, kekhawatiran, dan perasaan dengan orang-orang terdekat dapat memberikan perspektif yang seimbang dan dukungan emosional.

8. Terakhir, penting untuk diingat bahwa kebahagiaan sejati tidak tergantung pada apa yang orang lain lakukan atau miliki.

Mengembangkan kepuasan diri yang didasarkan pada pencapaian pribadi, hubungan yang bermakna, dan kebahagiaan internal dapat membantu kita mengatasi FOMO dan menemukan kebahagiaan yang lebih autentik.

[darsitek number=3 tag=”arti-kata”]

Demikian informasi dari redaksi, semoga apa yang redaksi sampaikan pada artikel kali ini bermanfaat untuk Anda semuanya.

Penulis: Firdhia Azzahra
Editor: Andra

Pos terkait