Data 400 Juta Pengguna Twitter Bocor, Hacker Minta Tebusan 3M

recode.ID – Kabar kurang mengenakkan datang dari media sosial Twitter, dimana ada sekitar 400 juta data pengguna diklaim telah bocor dan dicuri oleh hacker. Parahnya, hakcer tersebut mengancam pihak Twitter dengan meminta tebusan Rp 3 Milliar agar data tersebut kembali ke pihak Twitter.

Hal ini seperti yang redaksi kutip dari laman news.com.au, pada Rabu (28/12/2022) dimana seorang hacker yang menamakan dirinya dengan nickname Ryushi membuat sebuah postingan di Telegram jika dirinya memegang ratusan data para penggun media sosial Twitter.

Dalam postingan tersebut, Ryushi mengklaim dari 400 juta pengguna Twitter yang bocor tersebut data yang ia miliki termasuk didalamnya adalah alamay email dan nomor telepon yang ditautkan ke akun mereka.

Selanjutnya, ia pun meminta kepada pihak Twitter untuk membayar tebusan sebesar USD 200.000 atau sekitar Rp 3,1 miliar agar data tersebut bisa dikembalikan ke Twitter.

Peretas Twitter Ancam Elon Musk

Tips Jaga Akun Twitter Kalian Agar Aman dari Hacker

Tak hanya meminta tebusan, peretas yang menamakan dirinya Ryushii terse but juga mengancam Elon Musk selaku CEO Twitter agar segera membayar tebusan agar tidak terkena denda GDPR Uni Eropa.

“Twitter atau Elon Musk apabila Anda membaca ini, Anda sudah terancam denda GDPR atas pelanggaran kebocoran 5,4 juta, bayangkan denda untuk kebocoran data sebesar 400 juta,” tulis Ryushi.

Untuk membuktikan ancamannya, peretas kemudian membagikan data sampel dari para pengguna Twitter yang sudah ia kuasai.

Menariknya, data tersebut merupakan data dari sekitar 37 tokoh publik, seperti politisi, jurnalis, perusahaan, hingga institusi pemerintah. Termasuk di dalamnya, ada Donald Trump Jr, Piers Morgan, dan politisi Amerika Serikat Alexandria Ocasio-Cortez.

Selanjutnya, ia juga membagikan sampel data dari sekitar 1.000 akun Twitter. Data yang dibagikan mencakup nama, nama pengguna, jumlah pengguna, dan tanggal pembuatan.

Menurut penuturan Sang hacker, data yang ia peroleh tersebut diambil pada awal tahun 2022 lalu ketika ditemukan adanya kerentanan keamanan API Twitter.

Klaim itu sendiri sesuai dengan laporan di awal tahun ini yang menyebut ada sekitar 5,4 juta akun di AS dan Eropa yang ditembus setelah ada kerentanan API.

Menaggapi aksi peretasan dan pembobolan data pengguna pada platform mereka, sampai saat ini pihak Twitter ataupun Elon Musk sendiri masih belum memberikan keterangan resminya.

Penulis: Ikhsan Aufa
Editor: Andra

Pos terkait