Maksim Yakubets, Hacker Buronan FBI Ini dihargai Rp 70 Milliar

Maksim Yakubets, Hacker Buronan FBI Ini dihargai Rp 70 Milliar

recode.ID – Pemerintah Amerika Serikat bersedia membayar siapa saja yang mengetahui keberadaan hacker atau peretas paling di cari oleh FBI bernama Maksim Yakubets alias AQUA.

Pengumuman ini di keluarkan oleh Pemerintah AS, karena hacker asal Rusia tersebut di dakwa atas tuduhan menjalankan aksi peretasan yang menimbulkan kerugian hingga puluhan juta dolar bagi negara Amerika Serikat.

Mengutip dari dokumen peradilan yang diungkap di Pittsburgh, Amerika Serikat, terungkap jika hacker yang dalam keseharaianya suka naik mobil Lamborghini tersebut melakukan operasi peretasan yang ia namai sebagai Evil Corp.

Ia bersama rekannya yang bernama Igor Turashev adalah dua orang penting dalam serangan cyber dengan cara menyusupkan malware ke lusinan komputer di AS dan mencuri lebih dari USD 100 juta dari perusahaan lokal di Amerika Serikat.

Baca Juga :  Jutaan Data Pengguna BukaLapak di Obral di DarkWeb

Bersamaan dengan dakwaan yang dikeluarkan oleh pengadilan USA terhadap Yakubets dan Turashev ini,  pemerintah AS juga siap untuk memberikan hadiah untuk siapa saja yang bisa memberikan informasi keberadaan keduanya, uang sebesar USD 5 juta,atau setara dengan Rp 70 Mlilliar.

Ini merupakan hadiah terbesar yang pernah ditawarkan oleh pemerintah negeri Paman Sam tersebut untuk mencari kebedaraan seorang penjahat dunia maya.

“Maksim Yakubets diduga terkait dengan bermacam kejahatan siber selama satu dekade yang menggunakan dua malware finansial paling berbahaya yang pernah dipakai dan menyebabkan kerugian puluhan juta dolar pada korban-korbannya di seluruh dunia,” ujar Brian Benczkowski, US Assistant Attorney General seperti dikutip dari The Verge.

Dalam keterangan resminya, pemerintah AS juga menyebut jika Yakubets di ketahui juga bekerja sebagai hacker di badan intelijen FSB milik Rusia sejak 2017. Hacker berusia 32 tahun ini diberi tugas untuk mengerjakan sejumlah proyek milik pemerintah Rusia.

Baca Juga :  Diretas,Website Dirjen Imigrasi Tampilkan Gambar Miyabi Di Laman Depan

“Evil Corp dengan software Dridex-nya menjadi salah satu contoh bagaimana pemerintah Rusia mendapat bantuan dari penjahat cyber untuk menjalankan aktivitas jahatnya,” ujar salah seorang pejabat Department of the Treasury AS.

Operasi Evil Corp yang di jalankan oleh Yakubets ini diketahui menggunakan tekhnik phishing yang sangat canggih sehingga mampu mengelabui korbannya.

Serangan ini di ketahui juga menggunakan bermacam software seperti Dridex, Bugat, dan bermacam malware lainnya yang disusupkan ke komputer korbannya untuk mencuri informasi sensitif dari perangkat milik korban.

Misalnya, identitas korban, password dan informasi penting lain serta yang jadi target utamanya utamanya adalah rekening bank korban, yang kemudian dipakai untuk mentransfer jutaan dolar uang curian tersebut ke rekening mereka.

(andra)

Pos terkait